Perbandingan  Metode  Rapid Test Kit dengan Indikator Alami  dalam Mendeteksi Kandungan Boraks  pada Sampel Makananmpel Makanan

Penulis

  • Muhammad Abdul Malik Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Indonesia Penulis
  • Lusiani Tjandra Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Indonesia Koresponden Author
  • Michael Djajanto Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Indonesia Penulis
  • Alif Setijono Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Indonesia Penulis
  • Muhammad Fadhlurrohman Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Indonesia Penulis
  • Che Che Karina Putri Komarudin Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Indonesia Penulis
  • Cikal Septy Buana Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Indonesia Penulis
  • Dania Putri Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Indonesia Penulis
  • Nur Fadiana Fadila Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Indonesia Penulis
  • Aisyah Najmah Chayani Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Indonesia Penulis

Kata Kunci:

Boraks, Kunyit, Makanan, Rapit_Test_Kit

Abstrak

Latar belakang: Penggunaan bahan tambahan pangan berbahaya seperti boraks dalam makanan menjadi masalah kesehatan, sehingga pengembangan metode deteksi yang akurat dan mudah diterapkan sangat penting. Rapid Test Kit adalah metode analisis cepat yang banyak digunakan dalam deteksi bahan kimia, sedangkan indikator alami melibatkan penggunaan bahan alami yang mengubah warna sebagai respons terhadap adanya bahan tambahan berbahaya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil uji metode rapid test kit dengan indikator alami   kunyit dalam mendeteksi boraks pada 30 sampel makanan. Metode: penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif,  pendekatan eksperimen dengan uji boraks. Sampel yang digunakan adalah makanan basah dan kering. Hasil: didapatkan 19 dari 30 sampel makanan positif  mengandung boraks baik pada uji  Rapid Test Kit dan uji dengan Indikator alami perasan kunyit. Kesimpulan: pengujian  menggunakan  rapid test kit boraks dan indikator alami, sampel makanan yang postif mengandung boraks sebanyak 63,33 % sedangkan yang tidak mengandung boraks sebanyak 36,66 %. Rapid Test Kit merupakan metode yang mudah, cepat serta  mempunyai keakuratan yang lebih baik dapat mendeteksi boraks  dalam konsentrasi yang sedikit pada sampel makanan. Sedangkan indikator alami kunyit dapat berfungsi sebagai indikator alternatif untuk pemeriksaan awal dimana metode ini yang lebih ekonomis, terjangkau dan ramah lingkungan, tetapi dengan keterbatasan dalam sensitivitas dan spesifisitas.

Unduhan

Data unduhan tidak tersedia.

Referensi

Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2019). Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No 11 Tahun 2019 Tentang Bahan Tambahan Pangan, Jakarta.

Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2023). Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No 22 Tahun 2023 Dilarang dalam Pangan Olahan datentang Bahan Baku yangn Bahan yang Dilarang Digunakan sebagai Bahan Tambahan Pangan.

BBPOM Jakarta. (2020). Laporan Tahunan Bpom Di Jakarta Tahun 2020. Bbpom Di Jakarta. https://www.pom.go.id/New/Files/2021/Laptah2020/Balai/Laporan Tahunan 2020 Balai Besar Pom Di Jakarta.Pdf

BBPOM Surabaya. (2020). Laporan Tahunan Balai Besar Pengawas Obat Dan makanan Di Surabaya Tahun 2020.

Damayanti, S., Maharani, V., Singgih, M., Permana, B., Mahardhika, A. B., Rizaldi, D., Hartati, R., & Wibowo, I. (2022). Ethanolic Sisyrinchium palmifolium L. Extract as Natural Preservative for Indonesian Tofu Preparation. PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia), 19(1), 1. https://doi.org/10.30595/pharmacy.v19i1.8691

Fitri, Z. E., Kurniawan, M. F., & Kusumaningrum, I. (2021). Analisis keamanan pangan melalui identifikasi kandungan boraks, formalin, dan Esvherichia coli pada bakso ikan di Kota Tanjungpinang. Jurnal Agroindustri Halal, 7(2), 126–133.

Grace, P. (2016). Research and Reviews : Journal of Food and Dairy Technology Use of Potassium Bromate in Baking Industry : A Perspective Research and Reviews : Journal of Food and Dairy Technology. Journal of Food and Dairy Technology, 4(3), 1–5.

Grynkiewicz, G., & Ślifirski, P. (2012). Curcumin and curcuminoids in quest for medicinal status. Acta Biochimica Polonica, 59(2), 201–212. https://doi.org/10.18388/abp.2012_2139

Hamad, A., Nurlaeli, E., Pradani, D. Y., Djalil, A. D., & Hartanti, D. (2019). Application of Lemongrass As Natural Preservatives for Tofu. Jurnal Teknologi Dan Industri Pangan, 30(2), 100–109. https://doi.org/10.6066/jtip.2019.30.2.100

Hutami, R., Kurniawan, M. F., & Khoerunnisa, H. (2020). Analisis Kandungan Mikroba, Formalin, dan Timbal (Pb) pada Tahu Sumedang yang Dijual Di Daerah Macet Cicurug, Ciawi, dan Cisarua Jawa Barat. Jurnal Agroindustri Halal, 6(1), 087–096. https://doi.org/10.30997/jah.v6i1.2385

Misbah, S. R., Darmayani, S., & Nasir, N. (2018). Analisis Kandungan Boraks Pada Bakso YangMisbah, S. R., Darmayani, S., & Nasir, N. (2018). Analisis Kandungan Boraks Pada Bakso Yang Dijual Di Anduonohu Kota Kendari Sulawesi Tenggara. Jurnal Kesehatan Manarang, 3(2), 81. https://doi.org/10.33490/jkm.v3i2. Jurnal Kesehatan Manarang, 3(2), 81.

Mudzikrah. (2016). Identifikasi Penggunaan Zat Pengawet Boraks Dan Formalin Pada Makanan Jajanan Di Kantin Uin Alauddin Makassar Tahun 2016. IOSR Journal of Economics and Finance, 3.

Nurkhamidah, S. (2017). Identifikasi Kandungan Boraks Dan Formalin Pada Makanan Dengan Menggunakan Scientific Vs Simple Methods. Sewagati, 1(1), 26. https://doi.org/10.12962/j26139960.v1i1.2985

Saparinto, C dan Hidayati, D. (2006). Bahan Tambahan Pangan. Kanisius,Yogyakarta.

Setiyawan, A. (2016). Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Kandungan Boraks Pada Bakso Tusuk Di Wilayah Kabupaten Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta).

Silva, M. M., Reboredo, F. H., & Lidon, F. C. (2022). Food Colour Additives: A Synoptical Overview on Their Chemical Properties, Applications in Food Products and Health Side Effects. Foods, 11(3). https://doi.org/10.3390/foods11030379

Utomo, D., & Kholifah, S. (2018). Uji Boraks Dan Formalin Pada Jajanan Disekitar Universitas Yudharta Pasuruan. Teknologi Pangan: Media Informasi Dan Komunikasi Ilmiah Teknologi Pertanian, 9(1), 10-19. Jurnal Teknologi Pangan, 9(1), 10–19.

Wahyudi, J. (2017). Identifying Hazardous Materials For Food Additive: A Review’, Jurnal Litbang, vol. XIII, no. 1, hlm. 3-12 (pp. 3–12). Jurnal Litbang.

Wibowo, R. I. R., Retnowati, W., & Fatimah, N. (2022). The Effect of Garlic (Allium sativum) on Inhibition of Escherichia coli Bacteria in White Tofu. International Journal of Research Publications, 113(1), 314–318. https://doi.org/10.47119/ijrp10011311120214151

Woodling, K. A., Chitranshi, P., Jacob, C. C., Loukotková, L., Von Tungeln, L. S., Olson, G. R., Patton, R. E., Francke, S., Mog, S. R., Felton, R. P., Beland, F. A., Zang, Y., & Gamboa da Costa, G. (2022). Toxicological evaluation of brominated vegetable oil in Sprague Dawley rats. Food and Chemical Toxicology, 165, 113137. https://doi.org/10.1016/J.FCT.2022.113137

World Health Organization. (2022). Who Global Strategy For Food Safety 2022-2030: Towards Stronger Food Safety Systems And Global Cooperation. World Health Organization.

Unduhan

Diterbitkan

2024-10-30

Cara Mengutip

Perbandingan  Metode  Rapid Test Kit dengan Indikator Alami  dalam Mendeteksi Kandungan Boraks  pada Sampel Makananmpel Makanan. (2024). Prosiding Seminar Nasional Kusuma, 2(1), 283-293. https://journalng.uwks.ac.id/kusuma/article/view/353