Food Supply Chain Networking: Implementasi Rantai Pasok Pada Kemitraan Petani Cabai Besar dengan Lembah Pasir MasDi Kota Tasikmalaya

Penulis

  • Dwi Apriyani Universitas Siliwangi Penulis
  • Eri Cahrial Universitas Siliwangi Penulis
  • Thaufan, S.Pd., M.Pd Universitas Siliwangi Penulis

Kata Kunci:

Hortikultura, Kemitraan, Kolaborasi, Proses bisnis

Abstrak

Latar belakang: Petani yang bermitra dengan Perkumpulan Lembah Pasir Mas mendapatkan bantuan pemanfaatan lahan, pasokan bibit, pupuk, pestisida, dan pembinaan selama proses produksi cabai besar. Sebagai gantinya, lembaga mendapatkan bagi hasil 40% dari keuntungan bersih atas penjualan cabai petani. Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui kondisi riil rantai pasok cabai besar berbasis pola kemitraan dengan pendekatan Food Supply Chain Networking. Metode: Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif dengan kerangka lima variabel yang diteliti antara lain struktur rantai pasok, manajemen rantai pasok, sumber daya rantai pasok, proses bisnis rantai pasok, dan sasaran rantai pasok. Teknik penentuan responden menggunakan metode purposive dan snowball sampling dengan jumlah petani mitra sebanyak 15 orang, 3 pengelola LPM, 1 pedagang besar, dan 1 pedagang kecil. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa model rantai pasok merujuk pada sasaran pasar dimana tujuan akhirnya adalah ke Pasar Caringin Bandung, Kampung Rambutan Jakarta Timur, dan Jagasatru Cirebon. Hubungan kerjasama antara petani dengan LPM berbentuk kemitraan jenis Inti-Plasma. Secara umum manajemen rantai pasok banyak didominasi oleh LPM. Struktur rantai pasok terdiri dari petani-LPM-Pedagang Besar-Pedagang Kecil. Proses bisnis yang dijalankan cenderung menggunakan sudut pandang cycle view. Sumber daya fisik terkait sarana dan prasarana budidaya mayoritas dimiliki LPM dan dapat dipinjam petani. Sementara itu, petani memiliki sumber daya tenaga yang menjadi modal utama untuk kegiatan budidaya usahatani. Kesimpulan: kondisi umum rantai pasok cabai besar pada Perkumpulan Lembah Pasir Mas sudah terhubung dan saling memiliki ketergantungan antar pelaku rantai pasok. Akan tetapi bentuk kerjasama masih sederhana serta terbatas pada ruang lingkup pasokan produk dan penyediaan sarana prasarana produksi.

Unduhan

Data unduhan tidak tersedia.

Biografi Penulis

  • Eri Cahrial, Universitas Siliwangi

    Program Studi Agribisnis

    Universitas Siliwangi

  • Thaufan, S.Pd., M.Pd, Universitas Siliwangi

    Program Studi Agribisnis

Referensi

Anonim. (2016). Mengenal Varietas Cabai TW. Www.Pertanianku.Com. https://www.pertanianku.com/mengenal-varietas-cabai-tw/

Apriyani, D., & Helbawanti, O. (2022). Rantai Pasok Beras di Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis dengan Pendekatan Food Supply Chain Networks. Mahatani, 5(1), 111–122.

Azzahra, N. L. (2024). Analisis Strategi Rantai Pasok dan Risiko untuk Menjaga Kestabilan Pengadaan Barang dan Jasa di Mixue. Urnal Ilmiah Ekonomi Dan Manajemen, 2(2), 133–142. https://doi.org/10.61722/jiem.v2i2.913

BPS. (2023). Konsumsi Cabai Besar dan Rawit 2022 Sudah Melampaui Capaian Sebelum Pandemi. Databoks. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/06/22/konsumsi-cabai-besar-dan-rawit-2022-sudah-melampaui-capaian-sebelum-pandemi

BPS Kota Tasimalaya. (2023). Kota Tasikmalaya dalam Angka tahun 2023. In BPS Kota Tasimalaya. BPS Kota Tasikmalaya. https://doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201

BPS Provinsi Jawa Barat. (2023). Provinsi Jawa Barat dalam Angka 2023.

Chopra, S., & Meindhl, P. (2007). Supply chain management: strategy, planning, & operations (3rd ed). Pearson Education.

Farid, M., & Subekti, N. A. (2012). Tinjauan terhadap produksi, konsumsi, distribusi dan dinamika harga cabe di Indonesia. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, 6(2), 211–234.

Harya, G. I., Sudiyarto, & Santoso, W. (2020). Model Prioritas untuk Kinerja Rantai Pasok Kakao di Jawa Timur Indonesia. Jurnal Universitas Wijaya Kusuma Surabayaurabaya, 20(1), 67–85.

Kementerian Pertanian. (2021). Analisis Kinerja Perdagangan Cabai Merah. Pusat Data Dan Sistem Informasi Pertanian, 1–23. https://satudata.pertanian.go.id/assets/docs/publikasi/Analisis_Kinerja_Perdagangan_Komoditas_Cabai_Merah_Semester_I_Tahun_2021.pdf

Palar, N. . ., Pangemanan, P. A. ., & Tangkere, E. G. . (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Cabai Rawit Di Kota Manado. Agri-Sosioekonomi, 12(2), 105. https://doi.org/10.35791/agrsosek.12.2.2016.12278

Qomariah, N. (2016). Marketing Adactive Strategy. Cahaya Ilmu (Issue July).

Sri Wahjuni Latifah, & Uci Yuliati. (2019). Dimensi Kompetitif Lingkungan Rantai Pasokan Upaya Mencapai Keunggulan Bersaing UMKM di Malang. BENEFIT Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 4(1), 41–53.

Surani, R. (2020). Outlook Cabai : Komoditas Pertanian Subsektor Hortikultura. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Kementerian Pertanian.

Taufik, M. (2011). Analisis Pendapatan Usaha Tani dan Penanganan Pascapanen Cabai Merah. Jurnal Litbang Pertanian, 30(2), 66–72.

Vorst, V. (2006). Quantifying the Agri-Food Supply Chain. Logistics and Operations Research Group, Wageningen University.

Vorst, J. Van Der. (2006). Performance Measurement in Agri-Food supply Chain Networks. Quantifying the Agri-Food Supply Chain, June, 13–24. https://doi.org/10.1007/1-4020-4693-6

Wong, H. (2009). Perancangan Arsitektur Sistem Informasi Manajemen Rantai Pasokan. Media Informatika, 8(3), 110–120.

Unduhan

Diterbitkan

2024-10-30

Cara Mengutip

Food Supply Chain Networking: Implementasi Rantai Pasok Pada Kemitraan Petani Cabai Besar dengan Lembah Pasir MasDi Kota Tasikmalaya. (2024). Prosiding Seminar Nasional Kusuma, 2(1), 91-104. https://journalng.uwks.ac.id/kusuma/article/view/324