Penanganan Hernia Inguinalis dengan Hernioplasty pada Kucing

Penulis

  • Vinsensius Rianto Profesi Kedokteran Hewan, UWKS Penulis
  • Nur Rohim A. Ali Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Penulis
  • Maharani Lisna Wulandari Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Penulis
  • Aldi Bayu Hendriansah Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Penulis
  • Arya Bisma Putra Sampurna Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Penulis
  • Frederika Karina Yubilia Fitus Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Penulis
  • Getsemani Claudia Bora Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Penulis
  • Ananta Dwita Pramesthi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Penulis
  • Desty Apritya Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Penulis
  • Muhammad Noor Rahman Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Penulis

Kata Kunci:

Hernia_inguinalis, Hernioplasty, kucing, Mesh hernia

Abstrak

Latar belakang: Hernia inguinalis adalah kondisi medis di mana sebagian organ atau jaringan dalam rongga perut menonjol keluar melalui area lemah di dinding perut bagian bawah, tepatnya di daerah selangkangan (inguinal). Tujuan penelitian ini yaitu untuk melakukan hernioplasty atau mengembalikan organ ke dalam perut dan menutup cincin hernia. Metode yang dilakukan dengan menautkan hernia mesh pada cincin hernia dengan pola jahitan matras silang. Hasil temuan kucing Judan berusia 5 tahun berjenis kelamin jantan dilakukan pemeriksaan klinis menunjukkan bagian ventral abdomen di bagian inguinal mengalami penonjolan dan saat di palpasi kucing memperlihatkan adanya respon rasa sakit namun kucing tampak masih aktif bergerak serta suhu tubuh 38,3̊C. Diagnosa penunjang kasus ini menggunakan ultrasonografi dan x-ray. Pemeriksaan laboratorium Complete Blood Count menunjukkan penurunan MCHC dan RDWCV serta peningkatan MCV dan PDW. Terapi yang diberikan sebelum operasi antara lain infus NS 0,9%, amoxicillin 20 mg/kg BB (IM), meloxicam 0,1 ml/kg BB (IM). Sedangkan terapi yg diberikan setelah operasi secara per oral yaitu cefixime 10 mg/kg BB, ciproheptadine 1/10 tablet, asam mefenamat 16 mg/kg BB dan vitamin b-complex ½ tablet. Kesimpulan dari hasil diagnosa dan pemeriksaan penunjang menunjukkan adanya hernia inguinalis. Setelah tiga hari dilakukan perawatan secara intensif, perban dapat dibuka dengan kondisi luka jahitan mengering.

Unduhan

Data unduhan tidak tersedia.

Referensi

Altundağ, Y., & Karabağli, M. (2022). Herniation of Urinary Bladder into Vaginal Tunic through Inguinal Ring in a Male Persian Cat. Acta Veterinaria Eurasia, 48(3).

Amrizal. (2015). Hernia Inguinalis : Tinjauan Pustaka Program Pendidikan Dokter Spesialis Departemen Ilmu Bedah,Rumah Sakit Umum Pusat dr. Djamil Padang. Syifa' Medika, Vol. 6 (No. 1).

Apritya, D., Bele, A. J. L., Ningsih, J. Y., Fransiska, R. Y., Setiawan, R., Febriani, S. M., & Widyawati, R. (2022). Studi kasus: Hernia inguinalis pada kucing domestik. VITEK: Bidang Kedokteran Hewan, 12(2), 13-15.

Debiak, P, Ojszczyk-Szczepaniak A, Komsta R. 2009. Diagnostics of canine peritonealpericardial diaphragmatic hernia (PPDH). Medycyna Wet. 65 (3): 181-183.

Gonzalez ACO, Costa TF, Andrade ZA, Medrado ARAP. 2016. Wound Healing - A Literature Review. An Bras Dermatol. 91(5):614-20.

Jacobson, J. A., Khoury, V., & Brandon, C. J. (2015). Ultrasound of the groin: Techniques, pathology, and pitfalls. American Journal of Roentgenology, 205(3), 513–523.

Neville-Towle, J, Sakals, S. 2015. Urinary bladder herniation through a caudoventral abdominal wall defect in a mature cat. Can Vet J. 56(9): 934 936

Ngitung, R. (2021). Karakteristik Perilaku Kucing Domestik. SAINSMAT: Jurnal 6 Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam, 10(1), 78-84.

Pielaciński, K., Szczepanik, A. B., & Wróblewski, T. (2013). Effect of mesh type, surgeon and selected patients’ characteristics on the treatment of inguinal hernia with the Lichtenstein technique. Randomized trial. Wideochirurgia I Inne Techniki Maloinwazyjne, 8(2), 99–106.

Putri, N. A., Agistany, N. F. F., Akhyar, R. B. F., Chauna, S., Annisa, W. N., & Haikal, Z. (2023). Inguinal Hernia: Diagnosis and Management. Jurnal Biologi Tropis, 23(1), 96-103.

Sasmita, D. A. Y., Sudisma, I. G. N., & Wirata, I. W. (2019). Studi Kasus: Hernia Abdominalis pada Kucing Domestik. Indonesia Medicus Veterinus, 8(5), 624-636.

Shaw SP, Rozanski EA, Rush JE. 2003. Traumatic body wall herniation in 36 dogs and cats. J Am Anim, Hosp Assoc. 39: 35– 46.

Sinno H, Satya P. 2013. Complements and the Wound Healing Cascade: an updated review. Plastic Surgery International. Vol.2013: 146764

Sudisma, I.G.N., I.G.A.G. Pemayun, A.A.G.J. Wardhita, dan I.W.Gorda. 2006. Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi Edisi I. Pelawa Sari. Denpasar

Tobias, K.M., 2010. Manual of Small Animal Soft Tissue Surgery. Wiley-Blackwell. Iowa

Ulfandi, D., & Jeo, W. S. (2020). Perbandingan Insiden Herniorafi Komplikasi dengan Pascaoperasi Mesh

Teknik Lichtenstein dengan Teknik Laparoskopi Di RSCM. Jurnal Llmu Bedah Indonesia, 47(1), 97–110.

Vidiastuti, D. 2017. Diagnosa Radiografi Kasus Hernia pada Kucing. J. ARSHI Vet Lett. 1 (2): 17-18.

Yool, DA. 2012. Small Animal Soft Tissue Surgery. Oxfordshire (UK): CABI Psychological Association 7th edition (APA) Daftar rujukan memuat 80% dari sumber primer (ex: jurnal), dan 20% dari sumber

sekunder (ex: buku).

Unduhan

Diterbitkan

2024-10-30

Cara Mengutip

Penanganan Hernia Inguinalis dengan Hernioplasty pada Kucing. (2024). Prosiding Seminar Nasional Kusuma, 2(1), 110-118. https://journalng.uwks.ac.id/kusuma/article/view/275